
Mulai hari Sabtu (15/7) hingga hari Rabu (19/7) dilaksanakanlah serangkaian acara di Desa Binangun. Pemerintah desa sudah menjadikan beberapa adat istiadat dan budaya ke bagian dari agenda tahunan mereka dan sudah menjadi budaya khas desa. Kegiatan tersebut antara lain Adat Istiadat berupa Pawai Ta’aruf/Obor, Istighosah, dan ritual Bersih Desa beserta rangkaiannya sebagai peringatan Hari Jadi Desa Binangun yang ke-158. Masyarakat sekitar juga masih memiliki ketertarikan dalam menghadiri setiap acara yang diharapkan dapat membantu melestarikan adat istiadat tersebut. Selain itu, setiap sebelum adanya acara adat atau acara desa, selalu diadakan rewang yang dihadiri oleh para ibu-ibu penduduk desa untuk menyiapkan keperluan acara, terutama konsumsi.
Pada tanggal 15 Juli 2023, dilaksanakanlah Pawai Obor dimana anak-anak beserta orang dewasa dari setiap santren (dusun) membawa Obor sambil berjalan dengan diiringi musik religi dengan unsur Jawa mulai dari dusun Tambimaron menuju Balai Desa. Obor yang dibawa melambangkan semangat para jiwa muda. Selain itu, dalam kegiatan ini juga terdapat miniatur masjid yang digunakan untuk meramaikan dan membuat acara lebih menarik.
Pada tanggal 18 Juli 2023, Istighosah dilakukan dalam rangka pemanjatan doa kepada Allah SWT sebagai bagian dari peringatan hari jadi Desa Binangun. Hal ini juga merupakan salah satu perbauran antara budaya Desa dengan Agama Islam karena hampir semua penduduk desa beragama Islam.
Pada tanggal 19 Juli 2023, ritual bersih desa dijadwalkan untuk dilakukan pada jam 3 sore Waktu Indonesia Barat (WIB). Sebelum jam tersebut, sekitar jam 11 hingga 1 siang, warga desa memberikan sesembahan makanan di daerah atau spot tertentu di sekitar tempat tinggal mereka. Kemudian, sebagian masyarakat ikut hadir dalam ritual penanaman kepala kambing di perempatan desa pada pukul 3 sore. Ritual penanaman dilakukan mulai dengan arak-arakan dari Balai Desa menuju perempatan yang dihadiri oleh para aparat desa dan ibu-ibu PKK. Lebih lanjut, penanaman kepala kambing dilakukan oleh Kepala Desa.
Setelah penanaman kepala kambing selesai dilakukan, dilanjutkanlah dengan penampilan seni tari yaitu Jathilan dan Reog serta Pagelaran Wayang sebagai bentuk hiburan kepada masyarakat. Setelah Pagelaran Wayang selesai dilaksanakan, acara dilanjutkan ke Pagelaran Ruwatan. Ruwatan diadakan jam 4 pagi sebagai rangkaian terakhir dari peringatan hari jadi Desa Binangun. Oleh karena itu, biasanya masyarakat tidur di balai desa untuk menunggu acara Ruwatan tersebut. Ruwatan adalah pagelaran wayang khas Desa Binangun yang menggambarkan bahwa wayang memiliki karakter masing-masing dan yang biasanya diceritakan Rasetsobuto (karakter jahat wayang) yang dikupas dalam acara Ruwatan ini. Dengan diceritakannya hal tersebut, diharapkan karakter-karakter buruk tersebut tidak terjadi di desa.



